Palu, Teraskabar.id – Pertanyaan Mayor Jenderal Purnawirawan TNI AD, Sulaiman Agusto Hambuako di debat publik putaran ketiga Pilkada Sulteng 2024 semalam di Sriti Convention Hall Palu Barat Kota Palu, Sulawesi Tengah, Senin (18/11/2024), menyisakan dinamika di jagad media sosial.
Dinamika mulai mencuat sejak pertama muncul pertanyaan panelis soal – soal kerjasama pemberantasan Narkoba pada topik penyelerasan dan konektifitas pembangunan pemerintah pusat dan daerah. Dan itu sempat dijawab oleh Calon Gubernur Sulteng nomor urut 1, Ahmad Ali.
Dinamika ini lalu disikapi para awak media yang meminta klarifikasi utuh ‘sentilan’ Agusto soal pertanyaan kejahatan luar biasa; extra ordinary crime, dan pertanyaan ke Paslon nomor dua tentang perlunya visi dan misi memberi perhatian pada perempuan.
Sehingga, Pusat Data, IT dan Media Sangganipa, Selasa pagi (19/11/2024), mengeluarkan rilis resmi sebagai berikut;
Point pertama; Gubernur (sedang cuti kampanye) Rusdy Mastura di debat ketiga menyebut bahwa ancaman dunia, bangsa dan negara Indonesia adalah Terorisme, Korupsi dan Narkoba.
Cudy, sempat menyebut itu adalah Extra Ordinary Crime. Atau kejahatan luar biasa. Jadi pemerintah daerah wajib ikut karena juga menjadi pasar jahat tiga kejahatan itu. Itu benang merah penyelarasan antara pemerintah pusat, daerah, dan desa. Sebagaimana Indonesia menganut Desentralisasi, Dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
Saat diberi kesempatan bertanya ke Paslon 01, Cawagub Agusto menanyakan apa tindakan atau kebijakan bila nanti menjadi pemimpin di daerah dengan narkoba, terorisme dan korupsi?
Masyarakat saksikan di siaran langsung TVRI, kanal youtube Ahmad Ali langsung bereaksi dengan nada emosional. Isu murahan, isu selalu dibuat lima tahunan, bahkan ia meminta bukti kalau terlibat terorisme di Poso. ‘’Buktikan kalau tuduhan saya terlibat teroris,’’ ujarnya.
Pusat data, IT dan Media Sangganipa memberi keterangan ke media dan jurnalis bahwa tidak ada niatan pertanyaan Mayjen (Purn) TNI AD Agusto seperti yang dijelaskan Paslon 01. Bahkan, nada Ahmad Ali yang menyebut Agusto sebagai orang TNI masa tidak memahami soal konflik Poso itu out of context dari konten pertanyaan.
‘’Yang diminta Pak Agusto kan jelas. Apabila anda terpilih sebagai pimpinan daerah apa tindakan soal narkoba, terorisme dan korupsi. Pertanyaan general kok itu. Tidak spesifik konflik Poso saja. Sederhana saja,’’ tulis rilis pusat data, IT dan media Sangganipa itu.
Demikian juga soal pertanyaan ke Paslon nomor dua terkait perhatian atau titik tekan komitmen pada perempuan. Agusto mengaku tidak menemukan pada misi, program dan rencana aksi mereka. Hal itu ditanyakan sesuai segmentasinya dari moderator. Tidak ada upaya menyindir- nyindir yang sedang viral di sosial media atau apapun.
‘’Tidak ada maksud menyindir soal perhatian ke perempuan pasangan calon nomor dua. Walau di sosial media lagi dipersoalkan. Kami tidak fokus begitu – begitu. Yah silahkan berandai – andai. Tapi bukan ke sana,’’ sebut rilis resmi.
Agusto bukan hanya jenderal TNI biasa. Dia mantan panglima komando daerah militer yang mengurusi dua provinsi di Kalimantan. Sebagai panglima lapangan pasti paham memancing keluar musuh bila di medan perang. Kapan waktunya makan, kapan tidur dan kapan keluar mencari makanan.
‘’Yah namanya saja jenderal tentara bos. Pasti akan piawai menguasai forum debat seperti itu. Pasti memahami psikologis lawan debatnya. Dan berhasil,’’ demikian rilis disampaikan. (red/teraskabar)