Palu, Teraskabar.id – Wakil Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Provinsi Sulteng, Syarif Latadano menegaskan PPP harus merubah mindset bila ingin kembali berkiprah di Senayan. Termasuk pola interaksi dengan eksternal, PPP harus membuka diri, memperluas jaringan serta melakukan regenerasi kepemimpinan.
“Bahwa PPP ini milik umat, milik seluruh anak bangsa. Jadi PPP harus membuka diri kepada siapapun yang ingin memberikan kontribusi politik untuk PPP,” ujarnya.
Untuk mengembalikan PPP kembali ke pentas politik nasional, termasuk mengembalikan PPP ke parlemen, itu bukan perkara yang gampang. Dibutuhkan perjuangan yang ekstra tapi perjuangannya harus didahului dari internal partai dengan berbenah diri.
“Wajib bagi PPP untuk berbenah, ini harus dimulai dari kesadaran diri dari internal partai,” imbuhnya.
Untuk berbenah secara internal lanjut mantan aktivis mahasiswa ini, setiap kader dan pengurus harus membangun kesadaran bersama demi mengejar target besar, meloloskan kembali PPP ke Senayan.
“Kita harus bangun kesadaran bersama. Berani bersikap kritis terhadap kelemahan diri kita sendiri, sadar mengakui kesalahan dan ikhlas menerima kekalahan. Kesadaran ini harus dimulai dari pucuk pimpinan DPP PPP”. Tegas Syarif.
Otokritik ini menurut Syarif, karena PPP Sulawesi Tengah tidak ingin kegagalan pemilu di tahun 2024 ini, terulang kembali pada pemilu yang akan datang.
“Kami tidak ingin mengulang kegagalan di masa yang akan datang, maka pimpinan yang sudah terbukti gagal harus legowo dan tidak menutup diri bagi siapapun yang ingin mengabdikan diri untuk membesarkan PPP,” tambah Syarif.
Untuk diketahui, sejak pelaksanaan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) II PPP pada tanggal 13-15 Desember 2024, sudah bermunculan beberapa nama tokoh baik dari internal maupun eksternal PPP, di antaranya; Sandiaga Uno, Taj Yasin, Gus Ipul, Dudung Badurrahman hingga Ahmad Ali.
“Saya kira nama-nama tokoh tersebut sangat layak untuk memimpin PPP ke depan,” tutup Syarif. (red/teraskabar)