Minggu, 25 Mei 2025

Lebih 65.000 Anak Gaza Terancam Mati Kelaparan Akibat Blokade Israel

Lebih 65.000 Anak Gaza Terancam Mati Kelaparan Akibat Blokade Israel
Anak-anak Gaza berebutan makanan di tengah blokade Zionis Israel. Foto: Dok

Teraskabar.id Pemerintah Gaza pada Jumat (10/5/2025) memperingatkan bahwa lebih dari 65.000 anak-anak terancam mati kelaparan akibat blokade berkepanjangan yang diberlakukan oleh Israel. Penutupan total jalur masuk bantuan selama dua bulan terakhir dinilai memperparah krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.

“Pendudukan Israel merekayasa kelaparan yang mematikan warga sipil dan melanjutkan kejahatan sistematis terhadap 2,4 juta penduduk dengan menutup perlintasan dan menghalangi masuknya 39.000 truk bantuan yang membawa makanan, bahan bakar, dan obat-obatan. Ini merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum internasional,” demikian pernyataan Kantor Media Pemerintah Gaza.

Pernyataan itu juga menyebut seluruh toko roti di Gaza telah berhenti beroperasi selama 40 hari terakhir, menyebabkan masyarakat tidak lagi dapat mengakses roti, makanan pokok utama di wilayah tersebut.

“Lebih dari 65.000 anak saat ini terancam meninggal dunia akibat kekurangan gizi, karena Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata terhadap warga sipil,” tulis pernyataan tersebut.

Kondisi ini diperburuk oleh penutupan total jalur perlintasan selama 70 hari, yang dinilai telah mempercepat keruntuhan sistem kesehatan dan layanan kemanusiaan di Gaza.

Pemerintah Gaza pun mendesak masyarakat internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk segera campur tangan, menghentikan blokade, serta membuka kembali akses perlintasan guna memungkinkan distribusi bantuan kemanusiaan.

Sementara itu, pada hari yang sama, pejabat PBB menyampaikan kritik terhadap rencana bantuan kemanusiaan terbaru yang diusulkan Israel.

Menurut mereka, rencana tersebut berpotensi memperburuk penderitaan warga sipil dan tidak memenuhi standar dasar kemanusiaan.

Sejak 2 Maret lalu, Israel menutup total akses bantuan makanan, medis, dan kemanusiaan ke Gaza. Kebijakan ini memperdalam krisis kemanusiaan yang telah berlangsung sejak konflik pecah pada Oktober 2023.

  FKUB Sulteng dan STAH Palu Sepakat Gencarkan Implementasi Moderasi Beragama

Berdasarkan laporan dari berbagai sumber, termasuk pemerintah dan lembaga hak asasi manusia, sedikitnya 52.800 warga Palestina telah tewas, sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak. (red/teraskabar)