Teraskabar.id – Qatar meminta para pemimpin Hamas untuk meninggalkan negara tersebut, setelah diskusi intensif dengan pejabat Amerika Serikat.
Langkah ini menandakan perubahan kebijakan penting dari pemerintah Qatar, yang selama ini dikenal sebagai mediator antara Hamas dan pihak-pihak terkait dalam konflik Timur Tengah.
Demikian informasi seperti dikutip dari berbagai sumber, Sabtu (9/11/2024) waktu setempat atau malam waktu Indonesia.
Baca juga: Sebelum Tewas di Gaza, Militer Israel Nyaris Menangkap Pemimpin Hamas Yahya Sinwar
Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani, menjelaskan bahwa pemerintah Qatar saat ini tengah mempertimbangkan ulang perannya sebagai penengah konflik di kawasan, mengingat tekanan diplomatik dari AS serta kritik terkait konflik yang sedang berlangsung.
Sebagai respons, Qatar memutuskan untuk mengambil langkah mengurangi keterlibatan dengan kelompok-kelompok yang dianggap kontroversial oleh sekutu-sekutu internasional.
Baca juga: Mantan PM Israel Ehud Barak Sebut Perlawanan Hamas Membakar Semangat Timur Tengah
Sumber-sumber terdekat menunjukkan bahwa sejumlah pemimpin Hamas yang saat ini berada di Qatar kemungkinan besar akan segera pindah ke Turki setelah keputusan ini.
Langkah Qatar ini dapat membawa dampak signifikan bagi dinamika politik di kawasan, terutama bagi negara-negara yang terlibat dalam konflik yang berkepanjangan. (***/top/teraskabar)