Tolitoli, Teraskabar.Id – Kabar tak sedap muncul lagi, selain timbunan Oprit yang menggunakan pasir bukan Urugan Pilihan (Urpil), cor beton pengerjaan Abutmen, Wingbol dan plat injak untuk proyek jembatan di ruas Lingadan – Malala senilai Rp17 Miliar yang dikerjakan oleh PT Tunggal Mandiri Jaya (TMJ) disebut-sebut takaran volume semen dikurangi menjadi 40 sak untuk satu truk ready mixer.
” Coba lihat sendiri warna beton beda, sepertinya hanya 40 sak semen satu mobil mixer untuk lima kubik material,” sebut, Yoyo, salah seorang pekerja yang ditemui di lokasi sedang membuka papan cor jembatan proyek PT TMJ di Desa Bajugan ruas Lingadan-Malala, Selasa (28/11/2023).
Baca juga: Pertumbuhan Pengadaan Semen di Sulteng di Angka Minus, Menurun Sejak TW II 2021
Terkait seharusnya volume semen yang dipergunakan untuk cor beton jembatan itu agar mutu beton bisa dijamin kuat sesuai Job Mix Designe (JMD), menurut Yoyo, sejatinya satu mobil ready mixer menggunakan 45 hingga 47 sak semen untuk lima kubikasi material.
” Saya cuma pekerja, batas kontrak pekerjaan jembatan ini juga kabarnya sudah lewat waktu dari tanggal 25 kemarin,” cerita, yoyo yang mengaku berasal dari Palu.
General Superintendent PT. TMJ, Musi Sriyanto yang dikonfirmasi terkait uji mutu cor untuk dua buah jembatan yang dikerjakan di Desa Bajugan dan Desa Galumpang di ruas Lingadan-Malala senilai belasan miliar itu telah dilakukan pengujian mutu Job Mix Designe.
” Satu kubik material semen yang dipergunakan sembilan sak, jadi kalau lima kubik material menggunakan 45 sak semen,” jelas Musi Sriyanto yang ditemui di rumah mantan Kades Galumpang.
Ia juga menjelaskan kalau dalam melakukan pengujian mutu Job Mixing Formula (JMF), pihaknya tidak menunggu hasil lebih dulu, melainkan pengambilannya dilakukan saat pengecoran berlangsung.
“Sampel diambil kemudian dikirim ke palu, dan hasilnya sejauh ini selalu sesuai dengan komposisi yang ditetapkan sesuai JMD,” kata Musi Sriyanto.
Ia juga mengakui, jembatan yang tengah dikerjakan itu sudah mengalami keterlambatan kontrak sejak 25 November, namun masih diberikan kesempatan hingga 50 hari. Disinggung mengenai progres, pihaknya berkeyakinan sesuai hitungan baru mencapai 70 persen, sementara terkait timbunan Oprit yang bukan merupakan Urpil tak dielakkannya, menurutnya material tersebut diangkut dari sungai yang pasirnya lebih banyak ketimbang batu.
Baca juga: Lakalantas Tunggal di Jalur Trans Desa Malotong Touna, Seorang Penumpang Tewas
“Terlihat hanya pasir, karena saat terkena hujan, pasirnya timbul, batu kerikil tertanam,” elak Musi Sriyanto.(Ramlan/teraskabar).