Oleh Hasanuddin Atjo
GUBERNURAnwar Hafid kembali membuat rencana yang dinilai realistis, yaitu meningkatkan status Bandara Udara Mutiara SIS Aljufrimenjadi bandara udara Internasional, sekaligus Embarkasi Haji.
Beberapa pemerhati ekonomi yang diminta pendangannya memberi tanggapan positif terkait dengan rencana itu, mengingat bahwa daerah ini menjadi salah tujuan investasi oleh beberapa Negara.
Sejumlah syarat yang mesti dipenuhi apabila Mutiara SIS Aljufri yang terletak di Selatan Kota Palu, akan ditingkatkan statusnya menjadi bandara udara Internasional sekaligus embarkasi.
Syarat itu antara lain berkaitan dengan volume penumpang Internasional. infrastruktur dan fasilitas harus sesuai standar Internasional. potensi ekonomi, dan pariwisata, serta potensi angkutan udara dalam dan luar negeri.
Selain itu, bandara udara juga harus dilengkapi oleh fasilitas Imigrasi, Bea Cukai, Karantina, serta memenuhi persyaratan terkait dengan izin penetapan lokasi. Dan fasilitas ini hampir semuanya telah dipenuhi.
Kehadiran industri tambang nikel dilengkapi hilirisasinya di Morowali dan Morowali Utara sejak beberapa tahun yang lalu telah menyebabkan lonjakkan pengguna pesawat udara dari Negara lain khususnya China tujuan ke Palu atau sebaliknya.
Hanya saja masuk keluarnya warga asing dari dan ke Palu harus melalui bandara udara Internasional Soekarno Hatta Jakarta, Juanda Surabaya dan Sultan Hasanuddin Makassar serta Sam Ratulangi Manado. Kemudian menuju Morowali dan Morowali Utara, transit di Mutiara SIS Aljufri.
Pemberangkatan jemaah haji asal Sulawesi Tengah yang jumlahnya pada tahun 2025 sebanyak 1.994 jemaah juga harus melalui bandara udara embarkasi Sepinggan Kota Balikpapan. Diharapkan beban para jamaah, bisa dikurangi apabila SIS Aljufri nantinya berhasil naik status.
Menjadi Bandara Internasional membuka peluang terhadap meningkatnya kinerja sektor pangan (BERANI Makmur) dan sektor Pariwisata ( BERANI Harmoni) yang merupakan dua dari sembilan program prioritas
Gubernur Anwar Hafid bersama wakilnya Reny Lamadjido..
Selama ini sejumlah komoditi telah diekspor seperti Tuna, lobster, udang, kepiting, ikan karang dan durian. Nanun tidak tercatat dari Sulawesi Tengah karena diekspor lewat bandara Internasional lain.
Sektor Pariwisata juga kurang bisa berkembang antara lain tidak tersedia akses langsung ke Mutiara SIS Aljufri Palu yang sering dikeluhkan sejumlah biro jasa pariwisata maupun wisatawan Mancsnegara.
Setidaknya ada empat faktor yang dinilai sebagai lavarage (pengungkit) bandara Mutiara SIS Aljufrie mendesak menjadi bandara Internasional antara lain penumpang Internasional khususnya dari China, komoditi ekspor, potensi pariwisata dan penumpang Jemaah Haji karena sebagai bandara embarkasi.
Terakhir, disarankan kiranya Penerintah Provinsi Sulawesi Tengah membentuk semacam Pokja Ekonomi yang bertugas antara lain menyusun skenario betkaitan dengan percepatan peningkatan status bandara udara Mutiara SIS Aljufri. SEMOGA