Kemenag Donggala Gelar Upacara HAB Ke-79, Pj Bupati Ajak Warga Hidup Rukun

Pj. Bupati Donggala, Moh Rifani Pakamundi bertindak sebagai inspektur upacara pada upacara HAB ke-79, Jumat (3/1/2025). Foto: Humas

Donggala, Teraskabar.id – Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Donggala menggelar Upacara Bendera peringatan Hari Amal Bhakti (HAB) ke-79, Jumat (3/1/2025) pagi. HAB kali ini mengusung tema “Umat Rukun Menuju Indonesia Emas”.

Inspektur Upacara Penjabat (Pj) Bupati Donggala, Moh Rifani Pakamundi yang membacakan amanat Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan, penamaan HAB merefleksikan sikap rendah hati dan nilai pengabdian luar biasa para pendahulu dalam memaknai kehadiran Kementerian Agama.

Kehadiran Kemenag membawa misi untuk memelihara dan menjamin kepentingan agama-agama serta pemeluk-pemeluknya. Indonesia bukan lah negara agama, tetapi negara memberi tempat terhormat bagi agama dan masyarakat selama berabad-abad.

Peran negara dalam menjaga religius masyarakat, kebebasan beribadah, meningkatkan kualitas kehidupan intern dan antarumat beragama adalah tugas penting yang djalankan Kemenag RI.

 “Hal ini merupakan wujud nyata dari misi Asta Cita Pemerintahan Prabowo – Gibran yang mengamanatkan betapa Indonesia Emas dapat terwujud jika umat hidup rukun dan harmonis. Sebaliknya, Indonesia emas akan sulit diwujudkan sekiranya umat tidak rukun dan tidak harmonis,” kata Rifani.

 Kementerian Agama lanjut Rifani, harus mampu menguatkan peran dalam kampanye penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya, sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

 Salah satu tugas terpenting Kementerian Agama, disamping bimbingan kehidupan beragama dan sarana peribadatan, ialah peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Pendidikan adalah tumpuan masa depan bangsa yang harus difasilitasi dengan sistem pendidikan berkualitas dan terjangkau.

“Pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan adalah cita-cita Kementerian Agama dari masa ke masa. Semua warga, laki-laki maupun perempuan, baik yang kaya maupun yang kurang mampu, termasuk penyandang disabilitas, harus mendapat layanan pendidikan agama dan keagamaan yang setara dan berkeadilan,” terangnya.

  Bawaslu Sulteng Libatkan Akademisi UIN Palu Evaluasi Pengawasan Pemilu

Selain itu, Moh Rifani juga menyoroti tantangan global yang saat ini dihadapi, seperti perubahan iklim, kerusakan alam, dan bencana ekologis yang berdampak pada kemiskinan dan kekurangan pangan. Ia menegaskan perlunya peran aktif para tokoh agama yang berada di bawah naungan Kementerian Agama untuk mengampanyekan hidup harmonis dengan lingkungan, budaya, dan alam.

Rifani juga menyebutkan Indonesia memiliki posisi strategis sebagai kiblat kerukunan dunia. Dalam kondisi geopolitik yang dipenuhi konflik berkepanjangan, banyak negara memandang Indonesia sebagai teladan dalam menjaga toleransi dan kedamaian.

“Kerukunan umat beragama adalah harta tak ternilai yang kita miliki. Ini menjadi tantangan bagi Kementerian Agama untuk terus merawat dan memperkuat toleransi di tengah keberagaman bangsa,” tegasnya.

Lebih jauh, Rifani menerangkan l, dalam beberapa dekade, muncul fenomena kesenjangan antara kehidupan umat beragama. Setiap agama melarang korupsi, tapi masih saja terjadi, semua agaman melarang kekerasan, kebencian dan kesewenang-wenangan. Namun berbagai anomaly masih dijumpai di berbagai ruang kehidupan.

Indonesia memiliki 17.508 pulau, 1.340 suku bangsa dan 715 bahasa daerah. Salah satu tolok ukur keberhasilan Kemenag adalah mendekatkan jarak psikologis dan jarak social antar umat beragama. Makin jauh umat dari nilai dan moral agama, berarti tugas Kemenag belum berhasil. Tantangan ini perlu disadari dan dijawab segenap jajaran Kemenag,’’ ujarnya. (red/teraskabar)

Terkait