SMPN 2 Parigi Terapkan Jam Pulang Sekolah Berbeda, Buntut Perkelahian Antar Pelajar

Parimo, Teraskabar.id – Pasca-perkelahian antarpelajar SMP Negeri 2 Parigi, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng) yang videonya viral di media sosial (Medsos), pihak  SMPN 2 Parigi akan menggelar rapat.

“Dengan adanya kejadian ini, saya akan menggelar rapat berjenjang dengan mengundang orang tua, dewan guru, dan para pelajar, mulai dari kelas VII, VIII, dan kelas IX,” kata Kepala SMPN 2 Parigi, Nasrin, di Parigi, Kamis (9/8/2024).

Baca jugaTarung Jalanan di Palu, Samurai Lawan Tangan Kosong

Menurut Nasrin, pada rapat nantinya, pihaknya melibatkan para orang tua wali siswa beserta dewan guru. Rapat rencana akan digelar pada Jumat (9/8/2024).

Dalam rapat ini, pihaknya kata dia, akan menyampaikan beberapa aturan yang akan diterapkan pasca terjadinya perkelahian yang melibatkan pelajar SMPN 2 Parigi.

“Jadi salah satu yang dibahas dalam rapat nantinya adalah, siswa-siswi dilarang mengenakan pakaian olahraga diluar jam olahraga,” tegasnya.

Bahkan, di rumah pun atau di luar sekolah pihaknya mengingatkan pada orang tua agar tidak mengizinkan anaknya mengenakan pakaian olahraga maupun seragam sekolah lainnya.

Baca jugaSMPN 2 Palu Juarai Turnamen Sepak Bola GSI Tingkat Kota Palu, SMPN 13 Palu Juara II

“Mulai sekarang saya sampaikan bahwa pakaian olaharaga hanya boleh digunakan siswa pada saat olahraga. Selesai waktu olahraga pakaian dibuka lalu disimpan dalam tas masing-masing,” ujarnya.

Sebab, kata dia, kejadian ini viral lantaran kedua pelajar yang terlibat dalam perkelahian itu mengenakan pakaian olahraga dan tulisan SMPN 2 Parigi terlihat jelas dalam video yang sempat beredar tersebut.

“Meskipun kejadiannya terjadi di luar jam sekolah, saya tetap bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa SMPN 2 Parigi,” tandasnya.

Kemudian, untuk menghindari hal serupa tidak terulang kembali di sekolah yang dipimpinnya, Nasrin juga akan menerapkan pemberlakuan waktu berbeda saat pulang sekolah setiap harinya.

“Jadi, saat pulang sekolah, waktunya saya bedakan, dan tidak lagi seperti sebelumnya pulang bersamaan. Misalnya, kelas IX keluar lebih dulu, 15 menit kemudian menyusul kelas VIII, dan begitupun kelas VII,” ujarnya.

Ia berharap, perkelahian antar pelajar ini tidak lagi terjadi di SMPN 2 Parigi maupun di sekolah lain di Kabupaten Parigi Moutong.

“Dan saya selalu menyampaikan kepada siswa ketika pulang sekolah langsung pulang ke rumah, supaya mereka terhindar dari hal-hal seperti ini,” ujarnya. (wad/teraskabar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *