Palu, Teraskabar.id– SDN Lasoani dianggap sebagai sekolah pelopor Program Edukasi Penanggulangan Bencana di Kota Palu. Sebab, sekolah yang terletak di Kelurahan Lasoani, Kecamatan Mantikulore ini merupakan sekolah yang pertama melaksanakan edukasi simulasi bencana lingkup sekolah dasar.
Program inisiatif dari SDN Lasoani ini bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Kota Palu, untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana sejak dini.
“Edukasi simulasi bencana ini merupakan program dari SD Negeri Lasoani, kepala sekolahnya luar biasa, sekolah ini pelopor, karena baru sekolah ini yang melaksanakan program penanggulangan bencana yang bekerjasama dengan BPBD dan Damkar,” kata Wakil Wali Kota Palu, Imelda Liliana Muhidin, SE., M.A.P., saat membuka secara resmi pelaksanaan Edukasi Simulasi Bencana di SD Negeri Lasoani, Selasa (21/10/2025), yang berlangsung di halaman sekolah setempat.
Wawali Imelda menegaskan, Kota Palu merupakan daerah yang rawan terhadap berbagai bencana, baik gempa bumi, banjir, maupun kebakaran, sehingga upaya peningkatan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat sejak dini sangat penting dilakukan.
“Kita tahu sendiri, Kota Palu merupakan kota yang rawan bencana, dengan cuaca yang ekstrem yang bisa saja menimbulkan bencana kebakaran. Karena itu, kita berharap edukasi seperti ini, baik tentang bencana alam maupun bencana lainnya, dapat diterapkan bukan hanya kepada peserta didik, tapi juga para guru,” lanjut wakil wali kota.
Lebih lanjut, Wakil Wali Kota mendorong agar kegiatan simulasi bencana dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan, bahkan mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), mencontoh SDN Lasoani Sekolah Pelopor lingkup sekolah dasar.
“Edukasi seperti ini sebaiknya dimasukkan dalam kurikulum dan dimulai sedini mungkin. Anak-anak harus dibiasakan dan mengerti dengan jelas bagaimana harus bertindak ketika menghadapi bencana. Karena biasanya korban terbanyak saat bencana adalah anak-anak, sebab mereka belum terbiasa,” tegas wakil wali kota.
Kegiatan simulasi ini diharapkan menjadi contoh dan inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di Kota Palu untuk turut mengembangkan program serupa, sebagai bagian dari upaya membangun budaya sadar bencana di kalangan pelajar dan tenaga pendidik. (red/teraskabar)







