Jumat, 31 Oktober 2025

Falsafah KKSS Sejalan dengan Semangat Tepeasa Moroso Morowali

Dr. H. Najamudin menyebutkan bahwa falsafah Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) sejalan dengan semangat Tepeasa Moroso Kabupaten Morowali.

falsafah kkss sejalan dengan semangat tepeasa moroso morowali
Dr. H. Najamudin mengatakan bahwa falsafah KKSS sejalan dengan semangat Tepeasa Moroso Kabupaten Morowali. Foto: Istimewa

Morowali, Teraskabar.id – Dosen Filsafat Ilmu Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Morowali, Dr. H. Najamudin, S.Ag., S.Pd., M.Pd., menegaskan bahwa falsafah KKSS sejalan dengan semangat Tepeasa Moroso sebagai nilai luhur yang merekatkan harmoni sosial masyarakat Morowali.

Menurutnya, amanah yang diemban H. Iksan Baharudin Abdul Rauf sebagai Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) bukan sekadar simbol kehormatan, tetapi tanggung jawab besar yang harus dijalankan dengan niat tulus dan komitmen moral yang tinggi.

Najamudin menjelaskan bahwa falsafah KKSS sejalan dengan semangat kebersamaan dan kearifan lokal.

“Beliau sadar, darah Bungku mengalir dalam dirinya, namun di sisi lain, beliau juga membawa warisan Bugis yang kuat. Dua identitas ini bukanlah pertentangan, melainkan penyatuan nilai yang luhur,” ungkapnya dalam keterangannya, Minggu (26/10/2025).

Ia menambahkan, dalam falsafah orang Sulawesi Selatan dikenal prinsip Sipakatau, Sipakalebbi, Sipakainge, yang berarti saling memanusiakan, saling menghormati, dan saling mengingatkan. Falsafah ini, kata Najamudin, memiliki kesamaan makna dengan Tepeasa Moroso yang berarti Bersatu Kita Kuat.

Keduanya, menegaskan kembali bahwa falsafah KKSS sejalan dengan nilai gotong royong dan persaudaraan, yang menjadi fondasi kehidupan sosial.

Menurutnya, ajaran moral dari kedua falsafah tersebut menjadi penting di tengah pertumbuhan Morowali yang pesat. Daerah ini menjadi magnet ekonomi nasional, tempat berkumpulnya masyarakat dari berbagai latar belakang budaya. Dalam kondisi demikian, semangat Tepeasa Moroso menjadi roh yang harus dijaga agar pembangunan tetap berpijak pada harmoni sosial.

“Morowali tumbuh cepat dan terbuka bagi siapa saja. Di sini, setiap suku bisa hidup berdampingan dan bekerja sama membangun daerah. Itulah wujud nyata bahwa falsafah KKSS sejalan dengan semangat persatuan dan kearifan lokal,” ujarnya.

  Pameran Lukisan Sketsa Hitam Putih, Sarana Memperkenalkan Seni bagi Milenial Morowali

Najamudin menilai bahwa KKSS bukan hanya wadah silaturahmi antarkeluarga perantau dari Sulawesi Selatan, tetapi juga rumah besar yang mencerminkan nilai universal, kebersamaan, kerja keras, dan cinta damai. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya sinergi antara nilai-nilai dalam KKSS dan Bungku sebagai fondasi moral masyarakat.

“Untuk kita semua di Morowali ini dari latar belakang suku apapun, mari satukan langkah, rapatkan barisan, dan kuatkan silaturahim. Dengan memegang teguh falsafah kebersamaan, kita dapat membangun persatuan yang kokoh bagi seluruh masyarakat Morowali,” tutupnya. (Ghaff/Teraskabar).