Jumat, 31 Oktober 2025

Hindari Pakai Sirup Parasetamol, Ini Alasan IDAI

Anak sakit demam (ilustrasi). Foto: republika/ yogi ardhi

Jakarta, Teraskabar.idIkatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menganjurkan orang tua untuk menghindari sementara pemberian obat sirup parasetamol bagi anak yang sedang mengalami demam sebagai bentuk kewaspadaan terhadap risiko gagal ginjal akut. Lalu, harus bagaimana kalau anak demam?

Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengajak orang tua untuk kembali pada metode pengobatan konservatif untuk menurunkan demam pada anak. Salah satunya dengan membiarkan anak istirahat yang cukup dan tidak menggunakan antibiotik.

Baca jugaProgram UKBM Herbal Ajak Masyarakat Hidup Sehat Tanpa Bahan Kimia

“Pakai cara konservatif dulu, kecuali ada komorbid seperti asma, pneumonia itu butuh obat serius. Kalau batuk dan pilek karena cuaca, cukup istirahat, jangan gunakan antibiotik,” ujar dr Piprim dalam siaran langsung Instagram IDI Menjawab yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Selasa (18/10/2022).

Anjuran tersebut merupakan sistem kewaspadaan dini yang bisa diterapkan orang tua berdasarkan pembelajaran dari kasus gagal ginjal akut di Gambia. Di Gambia, kasus anak-anak yang mengalami gangguan ginjal akut dan meninggal ada kaitannya dengan konsumsi sirup obat batuk produksi Maiden Pharmaceuticals yang berbasis di New Delhi, India.
“Dugaan dari Gambia, Afrika, ada kandungan dietilen glikol dan etilen glikol pada sirup obat, jadi untuk kewaspadaan dini, kita hindari dulu obat sirup sambil diawasi ada tidaknya obat itu di Indonesia,” kata dr Piprim.

Baca jugaApotek di Palu Didatangi Tim Pemantau, Cek Keberadaan 5 Jenis Obat Ini

Menurut dr Piprim, saat ini sudah terlalu banyak produk obat antibiotik beredar di pasaran, termasuk yang mengandung parasetamol. Bahkan, produk tersebut kerap menjadi jalan instan bagi orang tua dalam menurunkan demam anak.
“Yang dihadapi sekarang adalah obat sirup parasetamol atau obat pilek batuk lainnya yang ada campuran dietilen glikol dan etilen glikol,” ujarnya.