
Palu, Teraskabar.id – Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Provinsi Sulawesi Tengah melalui Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) menggelar sosialisasi literasi digital di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 7 Palu, Selasa, (9/7/2024), di ruang Auditorium Sekolah SMA Negeri 7 Palu jalan Baiya Raya, No. 29, Kecamatan Tawaeli.
Sebagai narasumber yang dihadiri dewan guru dan siswa/siswi SMA Negeri 7 Palu, Kepala Dinas Kominfo Santik Sudaryano R. Lamangkona mengatakan, tujuan sosialiasi ini adalah untuk memberikan edukasi tentang dunia digital dan bermedia sosial yang cerdas, beretika, dan bijak untuk remaja.
Baca juga: Kadiskominfo Sulteng di Program “Bilang”, 100 Desa Digital Didorong Jadi Desa Mandiri Digital
Menurut Sudaryano, digitalisasi sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat termasuk merubah sikap dan perilaku seseorang. Di mana Literasi Digital merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti ; alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya.
“Medsos mengubah cara bersikap, berpikir, dan berperilaku kita dalam kehidupan sehari-hari, tergantung dari individu mau bawa ke arah positif atau negatif”, ujar Sudaryano selaku narasumber
Berdasarkan data kata Sudaryano, rata-rata durasi perbulan yang digunakan pengguna untuk medsos yaitu ; Youtube 31.4 jam/ bulan, WhatsApp 26.4 jam/bulan, Facebook 15.2 jam/bulan, Instagram 16.0 jam/bulan, dan Tiktok sebanyak 23.1 jam/ bulan.
Baca juga: Ketua Bawaslu Sulteng Ingatkan ASN Bijak Berselancar di Medsos Jelang Pemilu 2024
Selain itu kata Sudaryano, dampak digitalisasi saat ini mempercepat proses pertukaran informasi dan komunikasi, memberikan akses lebih luas terhadap pengetahuan dan sumber daya melalui internet. Digitalisasi juga merujuk pada proses mengubah informasi dari bentuk analog menjadi format digital.
“Kalau dulu orang harus ke perpustakaan untuk baca buku, sekarang bisa gunakan perpustakaan digital, inilah disebut transformasi digital,” jelas Kadis Kominfo.
Untuk itu, Kadis Kominfo mengimbau agar masyarakat khususnya remaja dapat menggunakan media sosial dengan cerdas, dan bijak terutama menghindari konten-konten tidak bermanfaat seperti konten tidak senonoh, membuli, mengintimidasi, menggunakan kata-kata kasar, membagikan foto korban kecelakaan atau meninggal dunia, sampai pada perbuatan judi yang di larang oleh negara bahkan agama.
Di akhir sesi, Sudaryano memutarkan audio lagu berjudul Legenda Tawaeli yang dibuat menggunakan AI atau Artificial Intelligence. Ia juga menjelaskan bahwa dengan adanya AI membuktikan bahwa tranformasi digital begitu berkembang saat ini dan masyarakat harus bisa beradaptasi dan menggunakan teknologi dengan bijak. (red/teraskabar)