Palu, Teraskabar.id– Kota Palu mengalami inflasi sebesar 1,11 persen pada bulan Maret 2022. Kondisi ini menempatkan inflasi bulanan (month to month) untuk periode Maret 2022 tertinggi tiga tahun terakhir.
“Pada periode yang sama di tahun 2021, 2020 dan 2019, inflasi bulanan (month to month) masing-masing sebesar 0,20 persen, -0,35 persen dan -0,45 persen,” kata Kepala BPS Kota Palu G. A. Nasser melalui siaran pers, Jumat (1/4/2022).
Baca juga: Pokja TPID Sulteng Diminta Percepat Penyusunan Peta Jalan Pengendalian Inflasi
Baca juga: Dianggap Mampu Perbaiki Ekonomi Nasional, Megawati Soekarnoputri Terima Lifetime Achievement Award
Adapun angka inflasi tahun kalender Maret 2022 sebesar 0,58 persen. Pada periode yang sama, angka inflasi tahun kalender 2021, 2020 dan 2019 masing-masing sebesar 0,55 persen, -0,07 persen dan -0,53 persen. Ini juga menempatkan Kota Palu tertinggi tiga tahun terakhir.
Menurutnya, angka inflasi tahun ke tahun Maret 2022 terhadap Maret 2021 sebesar 3,23 persen, sementara inflasi Maret 2021 terhadap Maret 2020 sebesar 2.31, Maret 2020 terhadap Maret 2019 sebesar 2,24 persen dan inflasi Maret 2019 terhadap Maret 2018 sebesar 5,59 persen.
Adapun inflasi di Kota Palu disumbangkan oleh andil kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,41 persen; diikuti oleh andil kelompok makanan, minuman, dan tembakau 0,26 persen; kelompok transportasi 0,14 persen; kelompok pakaian dan alas kaki 0,13 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,09 persen.
Sedangkan komoditas penyumbang inflasi kota Palu di antaranya, adalah Bahan Bakar Rumah Tangga 0,25 persen, disusul Angkutan Udara 0,12 persen, Ikan Cakalang/Ikan Sisik 0,11 persen, Tukang Bukan Mandor dan Minyak Goreng masing-masing 0,10 persen.
Sementara komoditas penekan inflasi adalah beras sebesar 0,04 persen, disusul obat dengan resep 0,03 persen, Ikan Selar/Ikan Tude juga sebesar 0,03 persen. Kemudian, Jagung Manis, Pembalut Wanita, Susu Bubuk untuk Balita, Ikan Ekor Kuning, Kanungkung, Tomat dan Semangka masing-masing memiliki andil penekan inflasi sebesar 0,01 persen.
Dari 90 kota pantauan IHK nasional, sebanyak 88 kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke sebesar 1,86 persen dan terendah di Kota Kupang sebesar 0,09 persen. Sementara deflasi hanya terjadi di 2 Kota Tual sebesar 0,27 persen dan di Kota Kendari sebesar 0,07 persen. Inflasi Kota Palu menempati urutan ke-15 secara nasional, dan urutan ke-6 di kawasan Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua). (teraskabar)