Palu, Teraskabar.id– Upaya mengapresiasi hari lahir sastrawan Indonesia, Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah menggelar peringatan 100 Tahun A.A Navis, Rabu (26/10/2024). Kegiatan yang dilaksanakan di Best Western Coco Hotel Palu ini menghadirkan 320 peserta dari berbagai elemen.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulteng, Dr Asrif, M.Hum., dalam sambutannya mengatakan program ini menggali lebih jauh profil sastrawan Indonesia.
“Pada tanggal 23 Oktober ini, dalam rangka Bulan Bahasa Tahun 2024, kita berada di sini untuk merayakan satu peristiwa penting bagi bangsa ini, yakni Peringatan 100 Tahun A.A. Navis,” kata Dr. Asrif.
Baca juga: Menggandeng Pemkab Donggala, Balai Bahasa Sulteng Gelar Bimtek Guru Utama Revitalisasi Bahasa Daerah
Ia menjelaskan, A.A. Navis adalah seorang sastrawan terkemuka Indonesia, berasal dari Sumatera Barat, yang karya-karyanya sangat menginspirasi banyak orang, tidak hanya dalam negeri, tetapi bahkan hingga para penikmat sastra dunia.
Salah satu karya sastra A.A. Navis ialah “Robohnya Surau Kami” yang terbit pada tahun 1956.
Ia menjelaskan sosok A.A. Navis dan alasannya sehingga Balai Bahasa Provinsi Sulteng merayakan momen ini.
Menurutnya, di tingkat lokal dan nasional, Program 100 Tahun A.A. Navis ini dilaksanakan sebagai upaya untuk mengapresiasi penetapan hari lahir salah satu sastrawan terkemuka Indonesia tersebut sebagai perayaan internasional oleh UNESCO.
Penetapan ini disampaikan oleh Direktur Jenderal UNESCO pada saat penutupan Sidang Umum Ke-42 UNESCO di Paris, Prancis pada 22 November 2023.
Menurutnya, A.A Navis dipandang sebagai salah satu tokoh terkemuka yang membantu membentuk peradaban bersama melalui kontribusinya pada pengayaan budaya untuk pemahaman universal dan perdamaian.
Di Indonesia, A.A. Navis dikenal sebagai sastrawan dan intelektual dengan karya-karya penuh nada satir. A.A. Navis memberikan kontribusi bermakna sebagai aktor sejarah yang kerap menyampaikan kritik melalui karya-karyanya, baik fiksi maupun nonfiksi.
Di tingkat internasional lanjutnya, peringatan 100 tahun lahirnya tokoh ini akan dijadikan pintu masuk untuk memperkenalkan bahasa dan budaya Indonesia kepada publik asing secara lebih luas.
Program ini juga merupakan salah satu upaya untuk menggali lebih jauh pemikiran dan karya, termasuk biografi tokoh atau intelektual dari daerah yang melalui karya-karyanya dapat melakukan pembacaan terhadap situasi Indonesia.
Pada tahun 2024 ini, peringatan 100 tahun A.A. Navis dilaksanakan di seluruh provinsi dan merupakan kali pertama dilakukan serentak secara nasional.
“Peringatan 100 Tahun A.A. Navis itu kami rayakan dengan menghadirkan Gelar Wicara Sastra, Pameran Buku Sastra, Pembacaan Puisi Karya A.A. Navis, dan Pemutaran Film A.A. Navis, dan sejumlah kegiatan lainnya,” ujarnya.
Khusus Gelar Wicara Sastra, yang saat ini berlangsung, Balai Bahasa Sulteng mengulik dua sosok, yakni A.A. Navis dan karya-karyanya, dan kedua yakni Masyudin Masyuda dan karya-karyanya.
Sebagaimana diketahui bersama, A.A. Navis ialah sosok sastrawan terkemuka dan hasil karyanya telah menyebar hingga masyarakat dunia.
“Sosok kedua yakni Bapak Masyudin Masyuda, ialah satu sosok dari sedikit orang di Sulawesi Tengah yang memilih jalan sastra,” ujarnya.
Neni Muhidin, sastrawan Sulawesi Tengah, menyebutnya sebagai Sang Pencatat Kebudayaan. Sosok Masyudin Masyuda itu perlu dikenalkan lebih luas, karya-karyanya perlu dibedah lebih dalam dan lebih luas lagi, agar publik dapat menikmati buah pikirannya, yang tentu saja menyuarakan tanah Sulawesi Tengah ini.
Gelar Wicara Sastra ini lanjut Asrif, Balai Bahasa Sulteng menghadirkan empat pembahas, yakni Dr. Gazali Lembah dan Jamrin Abubakar untuk mengulik karya Masyudin Mashuda. Selanjutnya Dr. Agustan dan Neni Muhidin untuk mengulik karya dan sosok A.A. Navis.
“Semoga dari para pembeda itu, kita akan semakin mengenal, memahami, dan memperoleh sejumlah inspirasi dari karya A.A. Navis dan Masyudin Masyuda,” tutupnya. (red/teraskabar)







