Palu, Teraskabar.id – Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Sulawesi Tengah menggelar seminar nasional bertema “Eksplorasi Potensi Lokal Sulawesi Tengah: Negeri Seribu Megalit dari Sulawesi Tengah Menuju Dunia” sebagai rangkaian kegiatan Brida Innovation Week 2024.
Acara yang berlangsung di Sriti Convention Hall ini dimoderatori oleh Drs. Iksam Djorimi, M.Hum, Kamis (21/11/2024). Ia memandu diskusi dan tanya jawab antara narasumber dan peserta seminar.
Sebagai pengantar, Iksam Djorimi menyampaikan tepat setahun yang lalu, Provinsi Sulawesi Tengah telah ditetapkan sebagai kawasan Negeri Seribu Megalit oleh Gubernur Rusdy Mastura. Serta di awal tahun 2024, tepatnya di bulan Januari, Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah melalui Dinas Kebudayaan telah mengirimkan syarat untuk pengusulan kawasan Megalitik Lore Lindu menjadi warisan dunia.
Iksam juga menyampaikan, seminar ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, akademisi, dan pihak terkait mengenai pentingnya melestarikan situs-situs megalitik di Sulawesi Tengah, serta bagaimana potensi-potensi lokal dapat dieksplorasi dan dikenal lebih luas, baik di tingkat nasional maupun dunia internasional.
Seminar ini menghadirkan sejumlah narasumber ahli yang membahas potensi dan kekayaan megalitik yang dimiliki oleh Sulawesi Tengah, khususnya kawasan Lore Lindu yang terkenal sebagai situs warisan dunia yang penuh misteri dan nilai sejarah tinggi. Tema seminar ini berfokus pada upaya pengenalan dan pelestarian warisan budaya megalitik serta pentingnya pengakuan internasional terhadap keunikan budaya lokal Sulawesi Tengah.
Tiga narasumber utama yang hadir adalah Prof. Dr. Daud Aris Tanudirjo, MA, membawakan materi berjudul “Kawasan Megalitik Lore-Lindu Menuju Warisan Dunia”. Ia membahas upaya pelestarian dan pengakuan internasional terhadap kawasan Lore Lindu sebagai situs warisan dunia UNESCO.
Prof. Tanudirjo menekankan pentingnya perhatian global terhadap kawasan yang kaya akan nilai sejarah ini. Terutama tentang nilai penting luar biasa, keaslian, keutuhan dan keterpaduan serta rencana pengelolaan.
Dr. Dwi Yani Yuniawati Umar, M.Hum., memaparkan materi berjudul “Potensi Warisan Megalitik Lore Lindu”. Ia mengulas lebih dalam mengenai jenis batuan megalitik, mengetahui nilai budaya dan potensi penelitian akademik serta potensi pariwisata yang dapat dikembangkan di kawasan Lore Lindu, sekaligus tantangan yang dihadapi dalam pemeliharaan dan pengelolaannya.
Dr. Haliyadi mengangkat materi berjudul “Deskripsi dan Pemetaan Megalitikum di Kabupaten Poso”. Ia memberikan wawasan mengenai pentingnya mengetahui sejarah, pemetaan dan dokumentasi situs megalitik di Kabupaten Poso, serta relevansinya terhadap pengembangan kajian arkeologi dan pariwisata berbasis budaya.
Diakhir seminar, Iksam berharap, seminar ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman dan pengelolaan warisan budaya megalitik, serta mendorong pengakuan global terhadap kawasan Lore Lindu sebagai salah satu situs warisan dunia yang penting.
“Ini adalah momen yang sangat berharga untuk membuka wawasan kita semua tentang bagaimana warisan budaya yang ada bisa dioptimalkan untuk kesejahteraan bersama,” tutupnya. (red/teraskabar)