Sigi, Teraskabar.id – Ketua Dewan Pembina Kesenian Kabupaten Sigi sekaligus Bupati Sigi peraih suara terbanyak Pilkada Sigi 2024, Muhammad Rizal Intjenae, menghadiri penutupan Festival Kopi Sigi di Kawasan Wisata Paralayang Wayu, Kecamatan Marawola Barat, Kabupaten Sigi, Sabtu (21/12/2024).
Mengusung tema “Kamai Manginu Kopi Ri Sigi” (Mari Minum Kopi di Sigi), acara ini menjadi ajang promosi potensi daerah melalui kopi, pariwisata, dan budaya lokal.
Dalam sambutannya, Muhammad Rizal Intjenae menegaskan visinya untuk menjadikan Kabupaten Sigi lebih maju dan berkelanjutan dengan fokus pada sektor pertanian serta pariwisata.
“Pada 27 November lalu, saya bersama Bapak Samuel Yansen Pongi dipercaya masyarakat untuk memimpin Kabupaten Sigi selama lima tahun ke depan. Kami memiliki visi menjadikan Kabupaten Sigi maju berkelanjutan berbasis pertanian dan pariwisata,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa kawasan Paralayang Wayu memiliki potensi besar sebagai destinasi unggulan Sigi.
“Keindahan Paralayang Wayu ini luar biasa. Ke depan, festival seperti ini harus kita manfaatkan untuk mempromosikan budaya dan pariwisata Sigi,” jelasnya.
Selain kopi, Rizal menekankan pentingnya budaya sebagai nilai jual utama dalam memikat wisatawan.
Ia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk menggali dan melestarikan budaya lokal, seperti tarian-tarian tradisional, agar lebih dikenal di tingkat nasional maupun internasional.
“Saya yakin, kalau di Bali mereka menjual budaya lewat tarian, maka di sini kita pun bisa. Tadi di festival kopi ini sudah dimulai dengan penampilan berbagai tarian dari sanggar seni. Hal seperti ini harus kita lestarikan. Bukan hanya memperkenalkan wisata dan produk unggulan, tetapi budaya kita juga harus menjadi perhatian,” tambahnya.
Rizal berkomitmen untuk melanjutkan program Bupati sebelumnya, Irwan Lapata, seperti pengembangan ruang terbuka hijau di Taman Taiganja dan Gedung Kesenian.
Ia menyebut bahwa gedung tersebut sudah dilengkapi peralatan seni yang dapat digunakan Dewan Kesenian Kabupaten Sigi untuk menggali dan mempromosikan kebudayaan daerah.
“Saya berharap Dewan Kesenian bisa berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk menciptakan kreasi seni khas Sigi. Kita butuh satu ikon budaya, seperti tarian dero dari Poso, yang bisa menarik wisatawan ke sini,” tegasnya.
Dalam konteks kopi, Rizal mengajak para petani dan pengusaha kopi di Sigi untuk terus meningkatkan produktivitas dengan pendekatan berbasis komunitas wilayah.
Menurutnya, pengembangan kopi tidak hanya soal kualitas, tetapi juga strategi pemasaran dan kontribusi terhadap ekonomi daerah.
“Melalui festival kopi ini, mari kita gali potensi kopi Sigi agar bisa menjadi komoditas unggulan yang dikenal luas. Seperti pesan Bapak Presiden Prabowo Subianto, mari kita jadikan kekayaan lokal sebagai kekuatan ekonomi,” ujarnya.
Rizal menutup dengan harapan agar Festival Kopi Sigi menjadi agenda tahunan yang lebih meriah dan mampu mengangkat nama Sigi sebagai destinasi wisata berbasis pertanian dan budaya.
“Kita tidak hanya ingin menjual keindahan alam, tetapi juga nilai budaya dan cita rasa lokal yang khas,” pungkasnya.
Acara ini dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk penggiat seni, pengusaha kopi, dan masyarakat umum yang antusias mendukung pengembangan potensi Sigi. (red/teraskabar)