Teraskabar.id – Koalisi Freedom Flotilla mengecam keras tindakan militer Israel yang menghentikan dan mengambil alih kapal-kapal bantuan kemanusiaan dalam armada Global Sumud Flotilla di perairan internasional. Dalam pernyataannya, koalisi menyebut insiden tersebut sebagai bentuk “pembajakan” dan “penculikan”.
Koalisi yang telah tujuh kali mencoba menembus blokade Israel atas Jalur Gaza itu menilai penahanan terhadap para aktivis dan pengambilalihan kapal bantuan merupakan tindakan ilegal.
“Orang-orang yang memiliki hati nurani telah diculik. Armada bantuan ini tidak melanggar hukum apa pun,” tulis Freedom Flotilla Coalition dalam pernyataan di platform media sosial X. “Yang ilegal adalah genosida yang dilakukan Israel, blokade terhadap Gaza, serta penggunaan kelaparan sebagai senjata.”
Koalisi menyatakan bahwa para aktivis yang berada di kapal adalah warga sipil tak bersenjata yang menjalankan misi kemanusiaan dan berada di perairan internasional saat ditangkap oleh pasukan Israel.
“Ini adalah pembajakan. Ini adalah penculikan,” tegas pernyataan tersebut.
Lebih lanjut, koalisi mendesak masyarakat internasional untuk menekan pemerintah masing-masing agar bertindak. “Tuntut pemerintah Anda untuk memutuskan hubungan dengan Israel,” tulis pernyataan tersebut.
Armada Global Sumud Flotilla, yang terdiri dari lebih dari 50 kapal dan membawa ratusan aktivis dari berbagai negara, sebelumnya berlayar membawa bantuan kemanusiaan menuju Gaza. Namun, kapal-kapal tersebut dihentikan oleh angkatan laut Israel, dan sejumlah aktivis dilaporkan ditahan serta dibawa menuju pelabuhan Israel untuk pemeriksaan lebih lanjut. (***/red/teraskabar)