Senin, 24 Maret 2025

Pengepungan Hari Ketujuh Rumah Sakit Al-Shifa, Pasien Kritis Semakin Kritis

Pengepungan Hari Ketujuh Rumah Sakit Al-Shifa, Pasien Kritis Semakin Kritis
Pengepungan hari ketujuh komplek medis Rumah sakit Al-Shifa Gaza, Palestina, Ahad (24/3/2024). Foto: ICSPR

Gaza, Teraskabar.id– Pengepungan komplek medis Rumah Sakit Al-Shifa terus berlanjut dilakukan oleh pasukan penjajah Israel atas dukungan mobilisasi internasional dan menjadikannya target pembantaian, adalah kejahatan yang mencerminkan desakan pendudukan untuk melakukan lebih banyak kejahatan genosida.

Komisi Internasional untuk Mendukung Hak-Hak Rakyat Palestina “Hashd” melalui siaran persnya, Ahad (24/3/2024), merasa sangat prihatin atas kejahatan pendudukan Israel yang sedang berlangsung terhadap Kompleks Medis Shifa dan sekitarnya, di mana pasukan pendudukan terus menyerang dan mengepung Kompleks Medis Shifa di Gaza dan memerintahkan untuk menggusur para pengungsi di dalamnya.

Baca jugaPasien Kritis Meninggal Saat Terjebak Lift Macet RSUD Anuntaloko Parimo

Pasukan pendudukan Israel juga memerintahkan untuk menggusur penduduk Gaza bagian barat sebagai upaya menjauhkan warga sipil untuk memperoleh layanan kesehatan, sekaligus mengosongkan Kota Gaza dari penduduknya dalam rangkaian kejahatan genosida yang  terus terjadi sejak 7 Oktober dan hingga saat ini sudah memasuki hari ke-170.

Menurut dokumentasi Komisi Internasional, pendudukan militer Israel menyerang Rumah Sakit Medis Al-Shifa pada Senin (18/3/2024) dinihari, dengan dukungan pesawat pembom dan artileri yang menyasar pasien, staf medis, dan pengungsi di dalamnya.

Penyerangan tersebut menyebabkan hampir 200 orang syahid dan ratusan orang terluka sejauh ini. Serangan yang terus berlanjut telah menyebabkan hancurnya sejumlah gedung rumah sakit dan terjadinya kebakaran yang mengakibatkan kasus sesak napas di kalangan pengungsi dan pasien di rumah sakit.  Selain terputusnya komunikasi, juga mencegah masuknya bantuan kemanusiaan, menghancurkan peralatan medis dan seluruh fasilitas di rumah sakit, mencegah perawatan korban luka akibat besarnya api, dan menyasar setiap orang yang beraktivitas di dalam kompleks.

Pasukan penjajah Israel dengan iring-iringan mobil lapis baja,  membombardir  warga sipil tak bersenjata dan menggilas pasien yang terluka, sementara pasukan pendudukan terus menginterogasi  150 pasien dan 250 pengungsi, serta mengancam tim medis.  Beberapa di antaranya tewas tergelatak di tanah dengan darah yang telah membeku, seperti yang terjadi pada Dokter Muhammad Al-Nono atas penolakannya meninggalkan rumah sakit dan terus memberikan layanan kesehatan kepada pasien.

  Tepat Enam Bulan Agresi Tentara Israel, Warga Gaza Syahid Mencapai 32.975 Orang

Baca jugaPengepungan Rumah Sakit Al-Shifa Gaza, Pasien dan Staf Medis Berpuasa Dua Hari Berturut-Turut Tanpa Sarapan

Perlu dicatat bahwa ini adalah serangan ketiga sejak awal agresi militer terhadap Jalur Gaza, ketika pasukan pendudukan melancarkan serangan terhadap kompleks medis terbesar di Jalur Gaza pada pertengahan November 2023. Agresi tersebut telah menghancurkan sebagian besar bangunan komplek medis Al-shifa dan membuat rumah sakit tersebut benar-benar tidak berfungsi lagi, sebelum dihentikan penggunaannya setelah lebih dari dua pekan dibombardir militer Israel.

Sebagaimana diketahui, Rumah Sakit Al-Shifa baru-baru ini kembali menyediakan sebagian layanan kesehatan, lantas diserang oleh pasukan penjajah Israel. Lebih dari 800 warga ditangkap setelah mereka ditelanjangi, dianiaya, dan ditahan di tempat yang tidak diketahui, termasuk jurnalis dan dokter yang sedang berolahraga.

Sementara beberapa kesaksian dilakukan tentang eksekusi puluhan pengungsi dan pekerja di rumah sakit secara langsung, memaksa lebih dari 65 keluarga meninggalkan kompleks dan pasukan pendudukan membakar gedung tempat para pengungsi berada.

Sehubungan dengan serangan yang meluas terhadap rumah sakit tersebut, pasukan pendudukan menghancurkan dan membakar puluhan bangunan tempat tinggal di sekitar rumah sakit dan mengeluarkan perintah perpindahan baru kepada penduduk di lingkungan Rimal dan menuntut agar mereka dengan segera mengevakuasi wilayah selatan menuju zona kemanusiaan di Al-Mawasi.  Hal ini menandakan bahwa pasukan pendudukan masih terus melakukan kejahatan genosida, pemindahan penduduk secara paksa, dan pengosongan Kota Gaza tanpa mengindahkan aturan internasional yang dikeluarkan oleh Mahkamah Internasional pada tanggal 26 Januari lalu untuk mencegah dilakukannya kejahatan genosida.

Baca jugaDi Hadapan Mata Dunia, Genosida Kembali Terjadi di Rumah Sakit Al-Shifa Gaza

  Sulteng Expo 2024, Momentum Promosikan 8 Jenis Tambang Sulteng

Patut dicatat bahwa situasi kemanusiaan di dalam Kompleks Medis Al-Shifa sangat buruk, karena pengepungan memasuki hari ketujuh berturut-turut mengingat kurangnya air dan makanan, kurangnya obat-obatan, terhentinya pekerjaan peralatan medis, dan di tengah berlanjutnya pemboman Israel, di mana orang sakit, luka, dan pengungsi tidak mendapatkan makanan atau air selama 7 hari, yang menyebabkan 5 pasien meninggal.

Di sisi lain, pasukan pendudukan Israel terus mencegah masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza utara dan melakukan pengeboman dan penembakan terhadap pekerja kemanusiaan di bundaran Kuwait, yang menyebabkan 25 orang meninggal dan puluhan lainnya luka-luka.

Penembakan terhadap warga yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan dan merupakan kali ke-12 dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel secara berturut-turut, menyebabkan lebih dari 500 orang meninggal dan ribuan lainnya mengalami luka luka.

Senjata kelaparan terhadap rakyat Palestina, menjadikan jumlah korban agresi sejak 7 Oktober menjadi 32.070 orang meninggal, 74.298 orang luka-luka, dan ribuan orang hilang, ditambah lagi dengan terjadinya pengungsian paksa berulang kali terhadap lebih dari 90% penduduk Jalur Gaza. (teraskabar)