Sabtu, 21 Juni 2025

Menanam Harapan Memungut Masa Depan: Semangat Hijau Morowali dari Desa Labota

Menanam Harapan, Memungut Masa Depan: Semangat Hijau Morowali dari Desa Labota
Bupati Morowali Iksan Baharudin memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia tingkat Kabupaten Morowali yang dipusatkan di Desa Labota, Kecamatan Bahodopi, Selasa (10/6/2025). Foto: Istimewa

Morowali, Teraskabar.id – Morowali tak sekadar merayakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini. Di Desa Labota, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, langkah-langkah berpadu, tangan-tangan menyatu, dan semangat bergelora demi satu tujuan: menyelamatkan bumi.

Selasa (10/6/2025), suasana di Desa Labota berbeda dari biasanya. Bukan sekadar apel rutin. Di bawah matahari, Bupati Morowali, H. Iksan Baharudin Abd. Rauf berdiri di hadapan barisan warga, TNI-Polri, pelajar, hingga tenaga kesehatan, bersama, mereka bersiap menjalankan satu misi: menghidupkan kembali semangat cinta lingkungan.

“Ini bukan hanya tentang menanam pohon atau memungut sampah,” ucap Bupati Iksan dalam amanatnya. “Ini tentang masa depan anak cucu kita. Tentang warisan yang akan kita tinggalkan.”

Usai apel, satu per satu tangan menggenggam bibit pohon. Ada yang menanam dengan cangkul, ada yang dengan tangan kosong. Tapi semuanya sama: dengan hati yang penuh harapan. Di tanah Desa Labota pohon-pohon kecil ditanam, seolah menjadi simbol dari mimpi besar—hutan yang kembali rimbun, udara yang kembali bersih, dan bumi yang lebih ramah.

Setelah menanam, kegiatan berlanjut dengan aksi bersih-bersih. Sepanjang jalan, plastik-plastik yang sebelumnya terabaikan dikumpulkan. Tak ada yang merasa kotor. Wajah-wajah yang hadir terlihat bersemangat, bahkan berlomba. Seolah mereka tahu, bahwa dari tangan merekalah perubahan dimulai.

Di sela kegiatan, Danramil 1311-09/Bahodopi, Lettu Inf. Amiruddin, menyampaikan apresiasinya atas keterlibatan berbagai elemen masyarakat. “Inilah kekuatan kita—bersatu menjaga tanah yang kita pijak. Lingkungan adalah pertahanan pertama dari segala krisis,” ujarnya.

Kehadiran unsur Forkopimda, para kepala desa, tenaga kesehatan, karang taruna, hingga para guru, menjadi bukti bahwa kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan bukan hanya wacana. Ini adalah gerakan, nyata dan menyentuh.

  Polres Donggala Didesak Periksa Pejabat Penerima Fee Proyek TTG dan Website Desa

Banyak yang berharap, hari itu bukan sekadar agenda seremonial. Ini adalah titik tolak. Sebuah langkah kecil yang menjadi bagian dari perjuangan besar membuat Morowali tidak hanya dikenal sebagai daerah tambang, tetapi juga sebagai wilayah yang peduli dan mencintai alamnya.

Dan pohon-pohon kecil yang baru ditanam itu suatu hari nanti akan tumbuh tinggi, menaungi jalan-jalan desa. Sementara sampah yang terkumpul hari ini adalah jejak bahwa mereka pernah memilih untuk tidak tinggal diam. Karena di Morowali, mencintai lingkungan tidak boleh hanya sekedar slogan, melainkan tindakan. (Ghaff/Teraskabar)