Kamis, 1 Mei 2025

Anwar Hafid Ingin Kabinetnya Merupakan, “The Right Man on The Right Place”, Person Job Fit Digelar, 17 April 2025

Anwar Hafid Ingin Kabinetnya Merupakan, "The Right Man on The Right Place", Person Job Fit Digelar, 17 April 2025.
DR. Hasanuddin Atjo. Foto: Dok

Oleh Hasanuddin Atjo

Rabu pagi, tanggal 16 April 2025, berada di ruang tunggu bandara udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, menunggu panggilan bourding pesawat lion Air tujuan bandara udara Internasional Jokyakarta Kulonprogo, DI Jokyakarta.

Seperti biasanya, masuk berita secara otomatis ke android saya, karena telah diformat sebelumnya. Pada intinya bahwa Gubernur Anwar Hafid dan wakilnya Reny Lamadjido akan menggelar Person Job Fit bagi seluruh pejabat eselon 2 defenitif dan pelaksana tugas, dimulakan pada hari Kamis tanggal 17 April tahun 2025.

Sebagai warga Sulteng yang lahir dan sempat berkarir di Provinsi nyiur melambai ini, selama13 tahun pada jabatan eselon 2, merasa terpamggil mengulas pentingnya Job fit bagi perbaikan satu tata kelola birokrasi yang lebih baik bagi daerah yang berpenduduk pada tahun 2024 sebanyak 3,15 juta jiwa.

Salah satu persoalan mendasar bagi provinsi terluas di Pulau Sulawesi ini adalah anomali pertumbuhan ekonomi. Tahun 2024 pertumbuhan ekonomi mencapai 9,89 persen diatas pertumbuhan nasional sebesar 5, 03 persen. Dan menobatkan daerah ini menjadi tiga besar tertinggi dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Sementara itu kemiskinan dan stunting masih tinggi, berada diatas nasional. Tahun 2024 kemiskinan daerah bergaris pantai sekitar 6.653,31 km dan jumlah pulau sebanyak 1.604 buah adalah sebesar 11, 04 %
(Nasional 8,57 %) dan stunting tahun 2023 sebesar 27,20 % (Nasional 21,50 %).

Selain itu kapasitas fiskal dari daerah penghasil nikel terbesar di Indobesia ini juga tergolong rendah. Pertumbuhan antar 17 sektor dan antar kabupaten dan kota juga masih jomplang. Ditambah adanya kebijakan pemangkasan anggaran tahun 2025 oleh Pemerintah Pusat sebesar 250 milyar rupiah ikut menambah beban.

  Unjuk rasa 11 April, Kapolri: Kawal dengan Humanis

Job fit itu antara lain bertujuan menemukan pejabat eselon defenitif atau pelaksana tugas, memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan era digital dan global yang saat ini sedang berlangsung dan menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik, antara lain kecepatan.

Harapannya, agar program 9 BERANI dari pasangan Anwar – Reny bisa direalisasikan guna mewujudkan visi Sulteng maju dan berkelanjutan. Menggapai visi ini, sudah tentu dimulai dengan perbaikan kapasitas pejabat eselon agar tata kelola birokrasinya sesuai dengan yang diharapkan.

Secara umum ada tiga kategori atau cluster hasil gelarJob fit itu nantunya. Jika meminjam istilah BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) Republik Indonesia terhadap kinerja pengelolaan keuangan Pemerintah, maka aksn didapatkan tiga kategori atau cluster.

Pertama adalah cluster WTP (wajar tanpa pengecualian). Artinya kompetensi dalam hal ini pengetahuan, ketrampilan dan karakter dari pejabat atau pelaksana tugas tersebut telah sesuai dengan yang menjadi kebutuhan.

Pejabat dengan status seperti ini, pada umumnya mandiri dalam melaksanakan tugas dan fungsi (tusi) nya berdasar ketentuan yang berlaku. Tidak banyak minta petunjuk kepada atasan yang tidak perlu. Tidak
terbiasa mencari cari muka.

Kelompok ini umunya bekerja secara profesional, berorientasi kolaborasi dan outcone based.
Mereka inilah yang biasa kita dengar dengan sebutan “The Right Man on The Right Place”.
Maksudnya penempatan orang yang tepat pada posisi atau pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan kompetensi.

Kedua, adalah cluster WDP (wajar dengan pengecualian). Artinya ada satu unsur dari tiga unsur kompetensi yang belum bisa dipenuhi. Oleh karena itu Kepadanya masih bisa diberi kesempatan untuk belajar dan memperbaiki kekurangannya.

Kekurangan berifat permanen, tentunya akan sulit dilanjutkan sebagai pejabat eselon. Tapi setidaknya Gubernur dan Wakil Gubernur telah memberi satu kesempatan. Dan mekamisme ini bisa menghindarkan dari protes pejabat yang merasa dirugikan melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

  FPST Desak Disnakertrans Sulteng Audit PT GNI

Ketiga cluster Disclaimer atau tidak dapat diberi penilaian. Artinya pejabat bersangkutan memiliki kekurangan minimal dua dari tiga unsur kompetensi dan kemudian dipastikan akan sulit diberi amanah sebagai pejabat eselon.

Kelompok ini bisa memperoleh satu jabatan sebelumnya tentu melalui beberapa skenario atau cara. Bisa saja melalui “pintu belakang, lompat jendela”, atau karena user memanfaatkan hak progratifnya yang umumnya kurang mempertimbangkan unsur kompetensi.

Banyak pihak berharap kiranya Job fit kali ini diselenggatakan megedepankan objektifitas dan profesionalisme. Harapannya output yang dihasilkan mampu menyajikan data berkualitas dan selanjutnya dipergunakan oleh Gubernur dan Wakilnya mengisi jabatan eselon.

Harapan lain bahwa hasil job fit itu memperoleh pejabat yang nilainya dominan berada pada cluster pertama. Yang jadi soal apabila hasil job fit tetsebut didominasi kelompok cluster kedua, dan lebih parah lagi jika cluster ketiga. Semoga hal ini tidak demikian adanya.

Tersiar kabar bahwa setelah job fit, pasangan Anwar – Reny kembali akan melaksanakan seleksi terbuka untuk mengisi jabatan eselon 2 ataupun 3. Kebijakan ini dinilai sejumlah pihak sebagai satu perubahan mendasar dan langkah maju.

Seleksi terbuka akan memberi peluang bagi pejabat atau ASN yang memilki prestasi maupun talenta agar bisa ikut bertarung mengisi jabatan eselon 2 dan eselon 3. Boleh dikata bahwa seleksi terbuka bagi Pemda Sulteng merupakan hal baru, dan patut diberi apresiasi.

Terakhir bahwa selain job fit dan seleksi terbuka, maka Pemda disarankan memiliki peta potensi akademik dari setiap pejabat dan ASN. Peta tersebut dinilai sangat penting dalam pengembangan karier dan pengisian jabatan akan datang, serta terhindar dari skenario lompat jendela atau melalui pintu belakang. (***)