Parimo, Teraskabar.id – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) melaksanakan kegiatan Gerakan Cinta Bahari berupa aksi bersih Pantai dan laut di lokasi TPI Trans Nelayan Kelurahan Kampal, Kecamatan Parigi, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Jumat (29/11/2024).
Kegiatan ini dibuka Asisten 2 Bidang Ekonomi Pembangunan Parimo, Mawardin, S.S, M.Si dan dihadiri Kepala Bidang Pengelolaan Ruang Laut DKP Sulteng, Abd. Rasyid A.Pi, M.Si., mewakili Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinisi Sulteng, sekretaris Dinas Perikanan Parigi Moutong, kepala UPT Pelabuhan KP3K wilayah II, USAID berIKAN, perwakilan dari Dinas DLH Kabupaten Parimo.
Aksi bersih pantai yang melibatkan kurang lebih 100 peserta dari berbagai elemen masyarakat ini, di antaranya TNI AL, kepolisian, siswa siswi SMA, tim Freediving Apnea Poso Community, dan sejumlah organisasi kepemudaan, berhasil mengumpulkan sampah darat sebanyak 307 kilogram yang didominasi sampah plastik. Sedangkan sampah laut sebanyak 36 kilogram, terdiri dari botol kaca.
Kabid PRL Abd. Rasyid di sela-sela kegiatan aksi bersih Pantai mengatakan, gagasan Gerakan Cinta Bahari ini muncul sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat di pesisir pantai dalam melestarikan ekosistem laut dan pesisir, termasuk di antaranya bagi di Kelurahan Kampal, Kabuaten Parigi Moutong.
Melalui pendekatan berbasis komunitas, gerakan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta dan kepedulian terhadap lingkungan laut, serta mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga kelestarian alam sekitar.
Ia berharap, keberadaan gerakan ini dapat mengubah pola pikir masyarakat agar lebih peduli terhadap pentingnya konservasi sumber daya bahari. Selain itu, Gerakan Cinta Bahari bertujuan untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat setempat tentang program mitigasi bencana di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
“Setiap tahun kita akan melaksanakan gerakan ini sehingga setiap masyarakat di pesisir pantai dapat menyadari betapa pentingnya bersih pantai. Dengan bersih pantai keberlanjutan ekosistem bisa kita pertahankan,” kata Abd Rasyid.
Salah satu masalah yang terjadi di TPI Trans Nelayan Kampal adalah banyaknya sampah di pantai dan laut yang tidak terkelola dengan baik sehingga berpotensi timbul bencana banjir, rusaknya ekosistem laut, juga berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat.
Kabupaten Parigi Moutong sendiri adalah kabupaten yang memiliki timbulan sampah tahunan terbesar di Sulawesi Tengah sebanyak hampir 83 ton pada tahun 2023 (Sumber: SIPSN, 2024).
Oleh karena itu, gerakan ini merupakan langkah awal yang melibatkan berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun pegiat lingkungan untuk menciptakan lingkungan pantai dan laut yang bersih dan lestari.
Diharapkan kegiatan ini dapat memberikan dampak positif baik dalam aspek pelestarian lingkungan maupun pemberdayaan ekonomi masyarakat. Melalui kolaborasi yang baik antar berbagai pihak, gerakan ini diharapkan dapat menjadi model bagi desa-desa pesisir lainnya dalam mengelola sampah yang ada di pantai dan laut dengan bijaksana sehingga memberikan manfaat jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. (red/teraskabar)