Februari 2022 Vaksinasi Anak Harus Tuntas, Gagal Bisa Terjadi Kasus Luar Biasa Penyakit Lain

Palu, Teraskabar.id– Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menargetkan vaksinasi Covid-19 bagi anak usia 6-11 tahun harus tuntas di Bulan Februari 2022. Jika target tersebut tak tercapai maka Dinkes Sulteng tak bisa melangkah ke pelaksanaan vaksinasi Campak (Measles-M) dan Rubela (Rubella-R) atau lebih dikenal dengan vaksin MR.

“Tahun ini (2022) harus kita laksanakan pada bulan Maret karena takutnya ini ada terjadi kasus luar biasa campak dan rubella,” kata Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular Dinkes Sulteng, dr Jumriani Junus usai Media Gathering Unicef Indonesia, Sabtu (22/1/2022), di Amazing City Resort Ulujadi, Kota Palu.

Mengapa batas waktu pelaksanaannya pada Februari 2022? Menurut Jumriani, supaya pelaksanaan vaksinasi Campak dan Rubela bisa segera dilaksanakan pada Bulan Maret 2022. Karena jarak penyuntikan antara vaksin satu ke vaksin lainnya, minimal satu bulan.

“Jadi kita harus menyelesaikan vaksinasi anak ini untuk dosis satu dan dua pada bulan Februari 2022 dengan sasaran 316 ribu anak. Supaya pada bulan Maret 2022, sudah bisa dilakukan pemberian vaksin MA,” ujarnya.

Sebenarnya, pencanangan vaksin Campak dan Rubela ini dilaksanakan sejak 2021. Namun, belum ada kabupaten dan provinsi  yang bersiap melaksanakannya karena sedang terjadi peningkatan kasus Covid-19.

Untuk diketahui tambahnya, pelaksanaan vaksinasi bagi anak usia 6-11 tahun sudah dilakukan oleh beberapa daerah berdasarkan laporan yang diterima Dinkes Sulteng. Di antaranya, dari Kota Palu, Banggai, Sigi dan Poso. “Sudah lima kabupaten yang melaporkan pelaksanan vaksinasi bagi anak usia 6-11 tahun,” ujarnya.

Laporan yang diterima Dinkes Sulteng per tanggal 20 Januari 2022, anak usia 6-11 tahun yang telah menerima vaksinasi Covid-19 di Sulteng. Sementara sasaran vaksinasi bagi anak usia-6-11 adalah 316 ribu anak.

“Mudah-mudaha bisa berhasil pelaksanaan vaksinasi MA seperti pada 2018. Pada 2018 ini, Sulawesi Tengah termasuk provinsi yang berhasil melaksanakan vaksinasi campak ini sekitar 90 persen, sementara provinsi lain masih berkutat dengan persoalan hoaks tentang kandungan vaksin MR terbuat dari babi,” katanya. (teraskabar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *