Parimo, Teraskabar.id – Video perkelahian dua siswi SMPN 2 Parigi, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng), sempat viral di media sosial di antaranya facebook.
Walau sempat viral namun kasus tersebut berujung damai dan sudah diselesaikan secara kekeluargaan dengan menghadirkan kedua orang tua wali siswa, siswa yang terlibat dan dewan guru.
Kesepakatan damai tersebut melalui rapat bersama yang dihadiri Plt Kepala Dinas Pendidikan, Kepolisian, dan Dinas Sosial bidang perlindungan anak, Jumat (9/8/2024), di SMPN 2 Parigi.
Baca juga: Duel Berdarah Dua Pria di Banggai Berujung Maut, Cemburu Pemicunya
Informasi yang dihimpun, duel dua siswi SMP ini terjadi pekan lalu, tepatnya pada Jumat, 2 Agustus 2024, di Kelurahan Kampal, tidak jauh dari SMPN 2 Parigi.
Perkelahian dua pelajar perempuan itu sempat viral di media sosial facebook. Beberapa di antaranya mengenakan pakaian olahraga.
Di mana dalam rekaman video yang beredar di facebook dua orang siswi terlihat adu fisik dan saling jambak rambut.
Terlihat pula beberapa pelajar lainnya merekam dan menonton kejadian itu. Namun, unggahan video tersebut kini telah dihapus pengunggahnya.
Baca juga: SMPN 2 Parigi Terapkan Jam Pulang Sekolah Berbeda, Buntut Perkelahian Antar Pelajar
Atas kejadian itu, pihak sekolah SMPN 2 Parigi bergerak cepat menanganinya dan berhasil mengundang Plt Kepala Dinas Pendidikan, Kepolisian, orang tua pelaku dan korban serta dewan guru SMP yang bersangkutan.
Kepala SMPN 2 Parigi, Nasrin mengatakan, keluarga dua pelajar perempuan yang terlibat perkelahian tersebut sudah sepakat berdamai.
“Kami dari pihak sekolah dan pihak keluarga yang melakukan pemukulan sepakat memberikan biaya pengobatan. Karena korban mengalami memar dibagian punggung,” terangnya.
Baca juga: Tarung Jalanan di Palu, Samurai Lawan Tangan Kosong
Ia juga mengimbau soal peran penting para orang tua dalam menjaga dan mengawasi anak-anaknya saat sudah berada di rumah masing-masing.
Nasrin pun mengingatkan, para orang tua wali siswa agar tidak lengah memantau serta mengawasi pergaulan anak-anaknya dan berharap tidak lagi ada kejadian serupa. (wad/teraskabar)