Kontak Tembak Kembali Terjadi di Sausu Parimo, Dilaporkan Satu DPO Tewas

Parimo, Teraskabar.idKontak tembak dilaporkan kembali terjadi antara Satgas Madago Raya dengan sisa DPO teroris Poso, Rabu (27/4/2022) sekitar pukul 13.20 Wita.

Kontak tembak tersebut dilaporkan terjadi di belakang rumah Sekretaris Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo).

Baca juga: Masih Ada 3 Sisa DPO Teroris, Operasi Madago Raya Diperpanjang

Berdasarkan informasi yang diperoleh media ini, Rabu malam (27/4/2022), insiden kontak tembak tersebut mengikabtkan seorang meninggal dunia yang diduga DPO Suhardin alias Hasan Pranata. Dengan demikian satu DPO tewas, sehingga kini tersisa dua orang DPO teroris Poso setelah kontak tembak kembali terjadi antara Satgas Madago Raya dengan sisa DPO teroris Poso.

Baca juga: Tersisa 3 DPO Teroris Poso, Ini Kata Legislator Senayan Asal Sulteng

Hingga berita ini ditayangkan belum diperoleh keterangan resmi dari Satgas Madago Raya.

Sebagaimana diberitakan, Operasi Madago Raya tahap I tahun 2022 telah berakhir tanggal 31 Maret 2022. Kapolda Sulteng Irjen Pol. Rudy Sufahriadi memastikan operasi akan kembali diperpanjang karena masih ada 3 sisa DPO Teroris Poso.
“Masih ada sisa 3 DPO teroris Poso yang belum berhasil ditangkap setelah satu DPO tewas dan ini menuntut aparat keamanan untuk terus melakukan pengejaran dan penangkapan,” kata Kapolda Sulteng di hadapan media disela-sela peresmian tiga bangunan yang ada di Polda Sulteng, Kamis (31/3/2022) di depan Gedung BPKB Ditlantas Polda Sulteng.
Ditegaskannya, selain melakukan penegakkan hukum, Satgas Madago Raya juga akan diperpanjang. Memasuki tahap II-2022, Satgas Madago Raya akan dilakukan pengurangan.

Baca jugaSatgas Madago Raya Temukan Jenazah di Kebun di Sausu Parimo

“Jadi Kita akan melakukan perubahan strategi dan pengurangan personel. Mereka para DPO mau kita menyerah, tetapi kalau tidak ya kita akan terus kejar dengan melakukan perubahan strategi serta melibatkan masyarakat untuk menangkap atau menghimbau DPO Poso menyerahkan diri,” jelasnya.
Rudy juga menjelaskan, meski dalam kondisi terdesak, namun bila masih ada dukungan dari sejumlah masyarakat, maka upaya penuntasan kelompok MIT Poso diakui akan sulit dilakukan.
“Kondisi ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk tidak lagi memberikan dukungan kepada kelompok DPO Poso yang merupakan kelompok teroris,” katanya. (teraskabar)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *