Jakarta, Teraskabar.id – Tim Studi Kelayakan Dinas PU Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) sedang menggarap program pembangunan Jembatan Halimun, penghubung antara Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep) dengan Banggai Laut (Balut).
Penggarapan studi kelayakan rencana pembangunan jembatan di tahun ke dua periode pertama kepemimpinan era kepemimpinan Rusdy Mastura- Ma’mun Amir tersebut, untuk mendukung konektivitas antar wilayah.
Baca juga: Study Kelayakan Soal DOB; Poso Jadi Kota Madya, Kabupaten Dipindahkan ke Pamona
Sehingga, dengan terbangunnya Jembatan Halimun sesuai aspirasi pengusulan namanya yang masuk ke Gubernur Sulteng Rusy Mastura, maka bisa mendukung potensi semua wilayah di Sulawesi Tengah.
“Jembatan Bangkep – Balut sudah ditetapkan Tim Studi Kelayakan Dinas PU Bina Marga dan Penataan Ruang Sulteng,” kata Gubernur Sulteng Rusdy Mastura yang akrab disapa Bung Cudy, didampingi juru bicaranya, Andono Wibisono dari Jakarta Ahad (4/8/2024).
Tim studi kelayakan jembatan penghubung Bangkep dan Balut dinas PU Bimatarung Sulteng lanjut gubernur sudah presentasi di ruangan Wagub Ma’mun Amir pada Selasa, 12 Desember 2023.
‘’Sejak saya dilantik dan menjalankan misi sudah diprogramkan. Jalan provinsi di Kepala Burung Banggai baru saya resmikan seratus miliar rupiah. Touna juga. Saya barusan keliling ke daerah daerah. Jembatan Halimun penghubung antar Bangkep dan Balut sudah dijalankan dan studi kelayakan presentasi dengan Pak Ma’mun. Jadi bukan baru dijanjikan,’’ ujar gubernur 74 tahun yang makin sehat dan keliling wilayah Sulteng meresmikan sejumlah kegiatan OPD.
Baca juga: Bangun Jalan Penghubung Wisata Titian Beton, PT Vale Dukung Pengembangan Potensi Pariwisata Kolaka
Sedangkan Andono Wibisono, juru bicara Cudy untuk Pilgub Sulteng 2024menambahkan bahwa ide dan gagasan Bakal Calon Gubernur Anwar Hafid sangat baik. Menunjukkan bahwa mantan Bupati Morowali dua periode itu sependapat dengan program Gubernur Cudy.
“Kandaku Anwar Hafid komitmennya bagus. Sayang soal jembatan penghubung Bangkep ke Balut sudah dijalankan studi kelayakannya dan telah DED. Tehnis silahkan tanya Pak Kadis Bimatarung Faidul Keteng ya kawan kawan media. Terima kasih sudah dikonfirmasi dan saya kebetulan dengan bapak (gubernur.red). Salam hormat bapak ke kawan kawan pimpinan media,’’ tambah Cak Ando.
Sebelumnya diberitakan, Tim Studi Kelayakan Pembangunan Jembatan penghubung antara Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep) dengan Kabupaten Banggai Laut (Balut) mempresentasikan progres rencana pembangunannya kepada Wakil Gubernur Sulteng, Ma’mun Amir, Selasa (12/12/2023).
Presentasi yang dilaksanakan oleh Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Bidang Bina Teknik yang merupakan tim studi kelayakan rencana Pembangunan jembatan Halimun, jembatan penghubung dua kabupaten, Bangkep – Balut.
Baca juga: 139 IKM di Sulteng Terima Sertifikat Kelayakan Usaha Pengolahan Perikanan
Wagub Ma’mun Amir menyampaikan, pada prinsipnya bisa menerima hasil paparan studi kelayakan pembangunan jembatan penghubung Kabupaten Banggai Kepulauan melalui Desa Kalumbatan Kecamatan Totikum (Bangkep) dan Desa Paisumosoni Kecamatan Banggai (Banggai Laut), tepatnya di Tinakin.
Pembangunan jembatan ini penghubung dua Kabupaten ini diharapkan dapat menghubungkan dua wilayah sehingga akan terbuka peluang investasi dan mampu meningkatkan ekonomi rakyat Bangkep dan Balut,” kata Ma’mun.
Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Bidang Bina Teknik mempresentasikan melalui peran strategi pembangunan jembatan Halimun, yaitu penggambungan dua potensi pulau antara Pulau Peling dengan potensi pariwisata, perikanan dan rumput lautnya. Sedangkan Pulau Banggai dengan potensi perikanan halal, situs sejarah, bandara dan pelabuhan laut, serta pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Arus Lautatau PLTAL.
Pembangunan jembatan tersebut merupakan koordinasi dan integrasi dua Kabupaten Bangkep dan Balut, dalam peningkatan aksesibiltas Banggai-Salakan-Luwuk.
Total panjang jembatan penghubung kabupaten Bangkep dan Balut sekitar 2,7 kilometer dengan tipe jembatan adalah suspended bridge atau jembatan gantung.
Perencanaan jembatan ini dibagi menjadi tiga bagian causeway atau jalan layang, approuch bridge atau jembatan penghubung, dan main bridge atau jembatan utama.
Rencananya, akan terdapat tiga alternatif trase, alternatif 1 berupa trase langsung dari Totikum (Bangkep)- Paisumoni (Balut) dengan Panjang 3,95 kilometer.
Alternatif 2 berupa trase via Pulau Asasal dengan Panjang 4,506 km. Alternatif 3 berupa trase via Pulau Toulan sepanjang 3,745 km.
Hadir pada presentase tersebut, Sekretaris Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang, Kepala Bidang Bina Marga, Konsultan Perencanaan Pembangunan Jembatan Halimun dan Pejabat terkait lainnya. (red/teraskabar)