DPC PPP Tolitoli Suarakan Kader Melawan Agar Dipecat DPP

Tolitoli, Teraskabar.id – Ketua Dewan Pimpinann Cabang (DPC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Tolitoli menyuarakan agar kader yang tidak terpimpin ditindak tegas. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) partai berlambang Ka’bah itu agar melakukan pemecatan terhadap kader yang melawan.

” Kan tidak enak partai ini dirusak oleh anggota partai yang baru masuk, kami tidak menginginkan ada kader PPP yang terkesan menunjukkan tindakan yang tidak beretika dalam berorganisasi,” kesal Ketua DPC PPP Tolitoli, Moh Saleh, Sabtu (3/8/2024).

Baca jugaGerakan Cerdas Memilih: KPU, RRI, dan LPKA Palu Bergandengan Suarakan ke Milenial

Ketua DPC PPP Tolitoli itu turut menyayangkan sikap Imam Kurniawan Lahai yang melakukan perlawanan terhadap keputusan partai, di mana yang bersangkutan malah mendukung bakal pasangan calon (Bapaslon) gubernur wakil gubernur lain yang tidak direkomendasikan oleh PPP pada kontestasi Pilkada serentak tahun 2024.

“Kami sangat menyayangkan sikap Kurniawan Lahai yang tidak menjalankan garis komando partai, dia terkesan melawan, sementara PPP tidak mengusung Bapaslon Anwar Hafid dan Reny Lamadjido,” sesal Moh Saleh.

Baca jugaPPP Sulteng Tuntut Perwakilan Ombudsman Minta Maaf, Ini Penyebabnya

Ia berharap DPW dan DPP lebih bisa bersikap tegas terhadap kader PPP di tingkat kabupaten yang telah mengabaikan perintah partai.  Sikap tegas tersebut sangat perlu diambil partai agar tidak menjadi contoh bagi kader lainnya.

” Artinya, kalau dibiarkan akan banyak kader PPP yang ikut-ikutan tidak terpimpin,” kata ketua DPC PPP yang disapa Saleh itu.

Baca jugaPetani Morowali Utara Suarakan Derita Terus Dikriminalisasi di Atas Lahan Miliknya

Ketua DPC PPP berharap dalam menghadapi pilkada serentak, sejatinya para figur kandidat yang mau maju Pilkada serentak 2024 melalui kendaraan politik PPP tetap menggunakan mekanisme yang sudah ditetapkan.

” Di internal partai kami, hargai kami dari tingkatan DPC dan DPW, jangan karena merasa memiliki ketokohan dan punya segalanya bisa main kompas tanpa pakai mekanisme dan etika,” tutupnya. (ram/teraskabar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *