Banggai Laut, Teraskabar.id– Lembaga Maritim Nusantara (Lemsa) menggelar kegiatan Lokakarya Penetapan Bank Ikan Sebagai Upaya Perlindungan Ekosistem Terumbu Karang di Desa Monsongan, Kabupaten Banggai Laut, pada Jumat (16/5/2025).
Acara ini merupakan rangkaian dari kegiatan pada Program Tata Kelola Perikanan Skala Kecil untuk Perlindungan dan Pengawasan Ekosistem di KBA Peleng-Banggai, Kabupaten Banggai Laut (PELITA-Banggai Laut).
Lokakarya ini melibatkan berbagai pihak seperti Dinas Perikanan Banggai Laut, UPT Pelabuhan Perikanan dan KKP3K Wilayah VI Mato, PSDKP Wilker Banggai Kepulauan dan Laut, Polairud Banggai Kepulauan dan Laut, nelayan Desa Monsongan, tokoh masyarakat, Pokmaswas Padadakauang, BPD Monsongan, tokoh pemuda, dan kelompok perempuan.
Melalui dukungan pendanaan dari Program Kemitraan Wallacea II, sejak Maret 2025 Lemsa bersama mitra melakukan kajian sosial dan ekologi di area tangkap nelayan skala kecil Desa Monsongan. Kajian tersebut menghasilkan rekomendasi lokasi target area perlindungan yaitu Rep Batu Kolung, Rep Bukarette, dan Rep Soku. Ketiga lokasi tersebut merupakan wilayah yang sering dikunjungi oleh nelayan Monsongan. (Catatan: “rep” adalah sebutan lokal untuk wilayah terumbu karang).
FGD dan pertemuan berbagai pihak juga merupakan agenda yang telah difasilitasi Lemsa untuk menentukan kawasan yang paling ideal sebagai area bank ikan “rumah dayah”. Hasil dari pertemuan-pertemuan yang telah dilakukan mengerucut pada dua lokasi yang dijadikan sebagai wilayah kelola yaitu Rep Batu Kolung dan Rep Soku, dengan total luas wilayah perlindungan 6 hektare. Wilayah ini dinilai memiliki potensi dampak jangka panjang yang positif bagi ekosistem jika dilakukan pembatasan sementara kegiatan penangkapan selama periode pembatasan.
Workshop dilaksanakan di Balai Desa Monsongan dengan tiga tujuan utama. Pertama, mendorong pemahaman kolektif masyarakat nelayan, pemerintah desa, UPT KKP3K Banggai Dalaka, PSDKP, dan mitra potensial terkait hasil kajian ekosistem terumbu karang, spesies kunci, dan kondisi sosial ekonomi nelayan di Desa Monsongan yang telah dilakukan secara partisipatif. Kedua, Memfasilitasi kesepakatan bersama dalam penentuan lokasi-lokasi prioritas perlindungan ekosistem laut sebagai bagian dari skema Bank Ikan (Sarah Dayah). Ketiga, implementasi skema perlindungan ekosistem bank ikan secara partisipatif sebagai bentuk komitmen bersama dalam menjaga keberlanjutan ekosistem dan sumber daya ikan di area tangkap tradisional Monsongan.
Dalam sambutan Sekretaris Desa Monsongan, Asmar Umar, menceritakan masa kecilnya saat di Desa Monsongan masih sangat muda untuk mendapatkan ikan dengan bermodalkan sampan dan mata pancing.
Dalam pernyataannya, Asmar menyampaikan Kerusakan terumbu karang yang terjadi saat ini disebabkan oleh kejadian di masa lalu yaitu bom ikan”. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil kajian yang telah dilakukan oleh Lemsa yang menemukan kerusakan karang pada titik lokasi survei.
Asmar berharap dengan hadirnya Lemsa dan dukungan semua masyarakat Monsongan, terumbu karang di Monsongan dapat dibangun kembali.
Bank ikan merupakan kawasan laut yang sementara waktu dilakukan pembatasan aktivitas perikanan dengan tujuan memberikan kesempatan ikan berkembang biak dan habitatnya dapat pulih. Skema tersebut diharapkan memberikan dampak positif pada keberlanjutan perikanan di wilayah tersebut. Rusdi Ali selaku Kepala Seksi Konservasi UPT Pelabuhan Perikanan & KKP3K Wilayah VI merasa terbantu dengan adanya program tersebut.
“Kami tidak bisa mengelola wilayah konservasi sebesar itu, bermitra dengan Lemsa kami cukup terbantu, karena program yang kami miliki hanya update data, sementara Lemsa memberdayakan masayrakat”. Lebih lanjut beliau mengungkapkan bahwa kemitraannya UPT dengan Lemsa telah berlangsung sejak tahun 2022 dan menyampaikan dukungan terhadap kegiatan perlindungan dan pengawasan ekosistem karang dengan pendekatan Bank Ikan.
“Desa Monsongan menjadi salah satu yang cukup banyak memperoleh bantuan dari dinas, tapi masih banyak nelayan belum sejahtera dan mandiri, hal ini menjadi PR bagi saya” ungkap Pak Sumarto M. Lalu selaku Kepala Dinas Perikanan Banggai Laut. Lebih lanjut beliau mengungkapkan keyakinannya “dengan kehadiran Lemsa di Desa Monsongan dan melibatkan masyarakat kami memiliki keyakinan nelayan Desa Monsongan akan lebih sejahtera. Apa yang dilakukan Lemsa saat ini sangat bersentuhan langsung dengan nelayan kecil. Membangun ekosistem karang sebagai rumah ikan yang dekat dengan rumah nelayan secara otomatis nelayan tidak perlu jauh untuk mencari ikan”.
Kepala Dinas Perikanan Banggai Laut juga mendapatkan mandat untuk membuka forum yang selanjutnya dipandu oleh perwakilan Lemosa pada sesi diskusi. 56 orang yang terdiri dari 45 laki-laki dan 11 perempuan turut berpartisipasi dalam lokakarya.
“Dengan berdirinya Pokmaswas yang diinisiasi oleh Lemsa, kejadian bom ikan sudah berkurang, pelanggaran zonasi tangkap sudah berkurang, saat ini programnya memulihkan rep atau karang yang jaraknya tidak jauh dari tempat tinggal. Jadi kalau kalau bukan kami yang menjaga lait ini, siapa lagi. Mungkin kami belum sepenuhnya menikmati hasilnya sekarang, tapi yang merasakan pasti anak-anak kami suatu saat nanti” begitu penyampaian Ketua Pokmaswas Padadakauang Pak Rahman Bode. Beliau juga menyampaikan kesiapannya untuk membantu, bertindak, dan menegaskan bila ada kelompok yang melakukan pelanggaran pada area yang telah disepakati. Pak Iskandar yang merupakan nelayan Desa Monsongan sepakat dengan penutupan sementara kawasan batu kolung yang sebelumnya 3 bulan menjadi 6 bulan seperti yang dikonsepkan pada skema bank ikan.
Diskusi mengerucut dengan mayoritas peserta menyepakati usulan pembatasan area tangkap dan penamaan Bank Ikan “Rumah Dayah”, sebagai nama kawasan yang akan disepakati bersama. Acara dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara oleh seluruh perwakilan yang terlibat.
“Kami sebagai mitra berterima kasih karena telah menerima Lemsa untuk memfasilitasi Program Tata Kelola Perikanan Skala Kecil untuk Perlindungan dan Pengawasan Ekosistem terkhusus di Wilayah Perairan Desa Monsongan ini. Lemsa juga berterima kasih kepada seluruh stakeholder yang telah mendukung program Bank Ikan ini” ungkap Program Koordinator Lemsa, Muhammad Syukri. (red/teraskabar)