Palu, Teraskabar.id – Realisasi investasi Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) untuk periode Januari hingga September 2023 tercatat Rp83,6 Triliun dan menempatkan Sulteng di posisi ke empat nasional.
Berdasarkan data BPS yang dirilis pada Senin (6/2023), Jawa Barat tercatat sebagai provinsi tertinggi realisasi investasinya, yaitu Rp153,2 Triliun, disusul DKI Jakarta Rp130,3 Triliun, Jawa Timur Rp100,1 Triliun, dan Sulawesi Tengah. Di bawah Sulteng adalah Provinsi Banten yaitu Rp78,6 Triliun.
Baca juga: Juli 2022, Mutasi Besar-besaran
Kepala DPMPTSP Moh. Rifani,S. Sos, M.Si menjelaskan, realiasi investasi pada Triwulan III 2023 sebesar Rp83,6 Triliun tersebut mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 33.142 orang. Bahkan, capaian realiasi investasi tersebut hampir mendekati target investasi yang ditetapkan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ke Provinsi Sulawesi Tengah untuk tahun 2023 sebesar Rp 111.68 Triliun, atau naik lebih dua kali lipat dari tahun sebelumnya, yakni Rp 53,09 Triliun.
“Kami optimistis realisasi Investasi Sulawesi Tengah bisa tembus Rp 111,68 Triliun pada Desember 2023 dan dapat menyerap lebih dari 40.000 tenaga kerja Indonesia,” kata Rifani saat memaparkan Data Realisasi Investasi Provinsi Sulawesi Tengah Triwulan III (Juli – September) Tahun 2023, Selasa (7/11/2023).
Lapangan usaha yang memberi kontribusi terbesar terhadap nilai investasi di Sulteng adalah industri pengolahan, disusul pertambangan dan penggalian.
Baca juga: Pungli Masih Sering Terjadi di Pemkot
Pengangguran
Sementara itu, BPS Provinsi Sulteng melaporkan, jumlah angkatan kerja pada Agustus 2023 di Sulawesi Tengah sebanyak 1.59.4250 ribu orang dengan jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 1.547.170 ribu orang. Sehingga, jumlah pengangguran di Sulteng pada Agustus 2023 sebanyak 47.080 orang atau menurun sekitar 2 Ribu orang dibandingkan Agustus 2022 yang tercatat 49.150 orang.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sakernas Agustus 2023 sebesar 2,95 persen atau mengalami penurunan 0,05 persen poin jumlah TPT dibandingkan dengan Agustus 2022.
Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja terbesar adalah Sektor Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum, sebanyak 19.650 orang. Sementara sektor yang mengalami penurunan terbesar yaitu Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 61.780 orang.
Baca juga: Realisasi Investasi Sulteng Posisi 3 Nasional, Kemiskinan Urutan 9
“Sebanyak 52.4490 orang atau 33,90 persen bekerja pada kegiatan formal, naik 1,77 persen poin dibanding Agustus 2022. Persentase setengah penganggur naik sebesar 0,06 persen poin, sementara persentase pekerja paruh waktu turun sebesar 0,68 persen poin dibandingkan Agustus 2022,” kata Kepala BPS Provinsi Sulteng Simon Supary pada rilis BPS pada Senin (6/11/2023).
Ia menjelaskan, Tingkat Pengangguran Terbuka tertinggi sebesar 6,45 persen pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Selama Agustus 2022–Agustus 2023, lapangan usaha Akomodasi & Makan Minum, Konstruksi, dan Aktivitas Jasa Lainnya menjadi sektor tertinggi penyerap tenaga kerja, yaitu masing-masing sekitar 1,37 persen poin, 0,79 persen poin, dan 0,43 persen poin .
Morowali Masih Penyumbang Terbesar
Daerah penyumbang investasi tertinggi di Sulawesi Tengah masih ditempati Kabupaten Morowali. Daerah penghasil tembang nikel tercatat
Sementara untuk kabupaten/kota se Sulteng, realisasi investasi terbesar dimulai dari: Kabupaten Morowali, Kabupaten Morowali Utara, Kabupaten Banggai, Kabupaten Donggala dan Kota Palu.
Ia pun optimis realisasi Investasi Sulawesi Tengah bisa tembus Rp111.68 Triliun pada Desember 2023 dan dapat menyerap lebih dari 40.000 tenaga kerja Indonesia.
Baca juga: Tembus Rp26 Triliun, Realisasi Investasi Sulteng Posisi 4 Nasional
Menanggapi itu, Gubernur Sulteng H. Rusdy Mastura merasa puas dan mengapresiasi kinerja Dinas Penanaman Modal dan PTSP (DPMPSTP) beserta stakeholder yang terus konsisten dalam mewujudkan ekosistem investasi dan berusaha yang ramah bagi pelaku usaha. (teraskabar)